Jumat, 14 November 2014

Keseimbangan antara agama dan Ilmu pengetahuan



          Dalam situasi yang semakin global seperti sekarang ini, manusia dihadapkan berbagai tantangan, disamping peluang dan kesempatan dalam keadaan demikian dijumpai adanya manusia yang berhasil menyikapi kehidupan global secara lebih bermakna dan berdaya guna, tetapi malah ada juga yang tidak tahu arah yang harus dituju. Pada awal penciptaannya, manusia hanyalah makhluk yang tidak tau apa-apa dan karenanya manusia membutuhkan sebuah petunjuk bagi jalan hidupnya. Manusia memerlukan guideline agar hidupnya selamat di dunia dan di akhirat. Guideline bagi manusia adalah agama. Agama adalah petunjuk hidup, melingkupi seluruh aspek dalam diri manusia, termasuk ilmu. Dengan ada ilmu, disamping potensi membangun dan hal-hal positif , manusia juga memiliki potensi sebaliknya. Hal ini terjadi karena manusia memang diciptakan dengan ilham yaitu jalan yang baik maupun jalan yang buruk.
 
            Hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan memang sangat mempunyai hubungan yang saling terikat. Kalau diteliti pengertiannya memang terdapat hubungan yang saling melengkap. Ilmu pengetahuan adalah suatu pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang mempunyai berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi (alat indra), Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Sedangkan Agama adalah satu system credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu Yang Mutlak di luar diri manusia dan satu system ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya Yang Mutlak itu serta system norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan.
 
Fungsi agama dan ilmu pengetahuan dapat dikiaskan seperti hubungan mata dan mikroskop. Mikroskop telah membantu indera mata kita yang terbatas, sehingga dapat melihat bakteri-bakteri yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang. Demikian pula benda langit yang sangat kecil dilihat dengan mata telanjang, ini bisa dibantu dengan teleskop karena terlalu jauh. Demikian halnya dengan wahyu Ilahi, telah membantu akal untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang diamati oleh indera. Jika ini hanya dilakukan oleh akal maka akan menyesatkan manusia. 

            Jadi, dapat kita simpulkan bahwa hubungan antara agama dengan ilmu pengetahuan mempunyai hubungan yang berkaitan atau saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Pada saat sekarang ini, ilmu pengetahuan sudah semakin modern tetapi itu semua harus diseimbangkan dengan agama. Karena dengan agama, kita akan dapat membedakan mana yang baik atau mana yang buruk. Bahkan, Seorang ilmuwan terkenal di dunia yaitu Sir Albert Einstein pernah mengatakan : “ Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh “.  Serta seorang tokoh pendidikan di indonesia  yaitu Kihajar dewantara juga pernah mengatakan : “ Bahwasanya manusia itu tidak cukup dengan terdidik otaknya saja, tapi harus juga terdidik budi pekertinya “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar